1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

DW Indonesia, Melintasi Masa dan Generasi

Rahka Susanto
30 September 2022

Bermula dari siaran radio, DW Indonesia melintasi masa untuk menghadirkan informasi berkualitas yang tak bias bagi para pemikir bebas. 30 September 1963 menjadi titik awal redaksi Bahasa Indonesia.

https://p.dw.com/p/4HUjT
Redaki DW Indonesia di tahun 1975
Melintasi masa, DW Indonesia hadir untuk memberikan informasi pilihan dengan semangat untuk terus mencerdaskan pemikiran masyarakat dari ragam peristiwaFoto: DW

Tahun ini, DW Indonesia tepat berusia 59 tahun. Perjalanan DW Indonesia dimulai dari siaran radio berbahasa Indonesia pada 30 September 1963 melalui gelombang pendek. Munculnya DW Indonesia menjadi sebuah langkah strategis yang diambil Direktur Jenderal Deutsche Welle saat itu, Dr. Hans-Otto Wesemann.

Wesemann menyebut munculnya DW Indonesia memiliki target untuk membangkitkan simpati bagi Jerman, sebuah negara yang saat itu masih terbagi dua, di negara-negara Asia Tenggara, khususnya di Indonesia, negara paling besar dan berpengaruh di kawasan.

Menjaga iklim demokrasi

Awal mula perjalanan DW Indonesia pada masa itu tidak lepas dari munculnya dua blok besar di dunia antara NATO dan Prakta Warsawa. Saat itu kedua blok besar dunia terlibat eskalasi konflik berbagai dimensi mulai dari militer, politik, hingga media.

"Nah itulah mengapa DW Indonesia dibentuk pada waktu itu, untuk membendung penetrasi media dari kelompok Pakta Warsawa, yang waktu itu merupakan blok komunis," papar Wakil Pemimpin Redaksi DW Indonesia Agus Setiawan.

Meski Indonesia menyerukan munculnya gerakan non-blok, tetapi secara praktik muncul kecenderungan Indonesia merapat pada Blok Timur dengan munculnya poros kerja sama Jakarta, Peking, Pyongyang, Beograd, dan Moskow. "Kehadiran DW Indonesia adalah untuk menanggulangi isu-isu yang dimunculkan oleh media-media yang berafiliasi dengan paham komunisme di Indonesia," jelas Agus.

Semangat awal DW untuk menghadirkan informasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan dan demokratis masih menjadi pilar utama yang dipegang teguh redaksi berbahasa Indonesia hingga saat ini.

Melintasi perubahan yang terjadi

Dalam perubahan zaman yang terjadi, medium masyarakat untuk menikmati informasi pun terus berubah. Salah satunya popularitas televisi yang semakin mudah diakses masyarakat luas. Hal ini juga yang membuat DW Indonesia terus beradaptasi untuk terus mewartakan informasi yang mencerahkan pemikiran masayrakat.

Keputusan untuk beradaptasi pada perubahan medium ini membuat DW Indonesia pada Maret 2012 menutup siaran radio berbahasa Indonesia lewat gelombang pendek secara linear, yang dipancarkan dari studio di Bonn. Sebagai gantinya, DW Indonesia memproduksi program televisi bertajuk INOVATOR, yang saat ini disiarkan oleh 8 mitra televisi di Indonesia.

Namun, adaptasi lebih besar kembali dilakukan seiring dengan berkembangnya era digitalisasi. Saat ini DW Indonesia hadir untuk lebih terhubung dengan masyarakat Indonesia melalui kanal digital mulai dari portal online, Facebook, Twitter, Youtube, Instagram, hingga TikTok.

"Harapannya tentu saja agar DW Indonesia untuk terus eksis ya selama 100 tahun ke depan. Tapi yang jelas kami ingin terus memperkuat produk-produk digital kami, yang kami pasarkan melalui kanal-kanal media sosial dan juga untuk menjangkau semua kalangan dari usia muda dan usia yang lebih tua,” papar Pemimpin Redaksi DW Indonesia Vidi Legowo-Zipperer.

Mejangkau generasi muda

Dalam beberapa waktu terakhir, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda yang berada pada usia produktif. Berdasar pada hasil sensus BPS pada 2020, sekitar 53,81% penduduk Indonesia merupakan generasi muda yang merupakan generasi milenial dan generasi Z. Kondisi ini juga yang menjadi fokus DW Indonesia untuk lebih banyak menjangkau generasi muda.

"Khususnya untuk usia yang sangat muda, kita baru saja merilis kanal TikTok @DWnesia, di mana kita mencoba mengemas berita-berita yang lebih pas oleh anak muda, dengan penyajian ala-ala kreator konten,” papar Vidi.

Dengan target yang menyasar generasi muda, DW Indonesia terus berkomitmen untuk menghadirkan informasi dengan semangat yang merayakan keberagaman, kebebasan, hingga mencerahkan masyarakat di tengah disrupsi informasi seiring kehadiran media digital.

DW Indonesia menyadari generasi muda sebagai anak kandung digitalisasi atau ‘digital native', sangat berpotensi untuk terpapar gelombang disinformasi yang dapat berpengaruh besar pada persepsi publik pada sebuah peristiwa. Dengan menghadirkan informasi yang tak bias bagi para pemikir bebas, DW Indonesia akan selalu hadir untuk mengawal amanat konstitusi untuk; "mencerdaskan kehidupan bangsa.” (yf)