1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kanibalisme Dalam Sel

3 Oktober 2016

Yoshinori Ohsumi dari Jepang dianugerahi hadiah Nobel Kedokteran tahun 2016 untuk temuannya, relasi antara Autophagie alias penghancuran diri sendiri dengan recycling pada sel.

https://p.dw.com/p/2QpVW
Schweden Stockholm Nobelpreis in Medizin an Yoshinori Ohsumi
Foto: Getty Images/AFP/J. Nackstrand

Mekanisme Autophagy dimana sel-sel melakukan penghancuran diri sendiri pertama kali diamati tahun 1960-an. Sebagian substansi dari sel ini kemudian didaur ulang oleh apa yang disebut Lysosome.

Yoshinori Ohsumi
Prof. Yoshinori Ohsumi pemenang hadiah Nobel Kedokteran 2016 untuk temuannya Autophagy dalam sel.Foto: picture-alliance/dpa/Inamori Foundation

Perubahan genetis yang terjadi pada saat proses Autophagy dapat memicu munculnya penyakit dan memainkan peranan penting pada kasus penyakit kanker atau saraf. Karolinska Institute di Stockholm menganugerahri temuan mekanisme Autophagy yang merupakan proses fundamental dalam degradasi dan daur ulang sel ini dengan Nobel Kedokteran 2016.

Professor Yoshinori Ohsumi (71) berhasil menemukan mekanisme penghancuran diri sendiri oleh sel ini dengan menelitinya pada ragi sejak tahun 1990-an. Mekanisme dalam sel menjadi mekanisme dasar bagi seluruh tubuh.

Karolinske Intitut menegaskan, Autophagy merupakan proses penting bagi daur ulang terstruktur bagian-bagian sel yang rusak. Jika proses ini terganggu, dampaknya adalah kasus penuaan atau bahkan kerusakan sel yang bisa memicu penyakit.

Ohsumi dalam wawancara dengan stasiun televisi NHK mengatakan: "tubuh manusia terus menerus mengulang proses auto-dekomposisi atau bisa disebut kanibalisme komponen sel. Tapi ada keseimbangan antara kanibalisme dan formasi baru. Inilah mekanisme dasar dalam kehidupan."

as/ap(rtr,dpa, ap, afp)