1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanGlobal

WHO: Covid-19 Masih Bergejolak

19 April 2023

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kalau Covid-19 masih belum stabil. Setidaknya sampai pola virusnya dapat diprediksi.

https://p.dw.com/p/4QH4Y
Foto Bendera WHO
Foto: Fabrice Coffrini/AFP

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (18/03) mengeluarkan peringatan soal status Covid-19 yang masih bergejolak. Menurut WHO, masih ada masalah lebih lanjut yang mungkin bakal terjadi sebelum virus ini kemudian menetap dalam pola yang dapat diprediksi.

Dalam 28 hari terakhir, WHO mengaku telah menerima laporan lebih dari 23 ribu kematian dan 3 juta kasus baru. Padahal tes Covid-19 sudah berkurang.

Meskipun jumlahnya terus menurun, "angka itu menunjukkan masih ada banyak orang yang meninggal dan sakit", kata Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers.

Dia menyebut virus pernapasan ini tidak berpindah status dari pandemi ke endemi, melainkan bergerak menuju tingkat aktivitas yang lebih rendah dengan kemungkinan adanya puncak epidemi musiman.

"Kami belum menghentikan status pandemi," tegas Ryan.

"Sepertinya kita bakal menghadapi... sebuah jalanan yang bergelombang menuju pola yang lebih dapat diprediksi," tambahnya.

WHO akan gelar pertemuan putuskan status Covid-19

Komite darurat WHO khusus Covid-19 bertemu setiap tiga bulan sekali dan bakal berkumpul kembali pada awal Mei 2023 mendatang.

Pertemuan mereka nanti akan memutuskan apakah virus ini masih masuk kategori darurat kesehatan global atau public health emergency of international concern (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi yang dapat diumumkan oleh PBB.

Vaksin Tidak Cegah "Long Covid"

WHO sebelumnya mengumumkan Covid-19 masuk dalam kategori PHEIC pada 30 Januari 2020. Ketika itu Covid-19 masih kurang dari 100 kasus dan belum ada laporan kematian di luar Cina.

Kemudian, dunia baru tersentak untuk bertindak usai Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan situasi saat itu masuk dalam status pandemi, tepatnya Maret 2020.

Ryan menegaskan virus tersebut tidak akan hilang.Sama seperti virus influenza, virus tersebut masih dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang signifikan terhadap orang-orang rentan.

Menurutnya, meskipun banyak negara sudah tidak menjadikan Covid-19 sebagai keadaan darurat, masih ada beberapa negara yang populasinya, khusunya yang rentan, belum mendapat vaksinasi.

Komite Covid-19 bakal mengirimkan keputusan mereka kepada Tedros, yang punya kewenangan untuk memutuskan apakah virus itu masih dianggap darurat kesehatan global (PHEIC) atau tidak.

"Saya berharap, ketika komite kedaruratan bertemu bulan Mei nanti, mereka bakal memiliki rekomendasi positif lebih lanjut untuk diberikan kepada Dr Tedros, seputar penilaian mereka terkait arah pandemi dan status PHEIC," pungkas Ryan.

mh/gtp (AFP)