1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tentara Israel Lagi-lagi Serang RS Al-Shifa di Gaza

18 Maret 2024

Tentara Israel hari Senin (18/03) melancarkan operasi di sekitar rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa. Para saksi melaporkan adanya serangan udara di lingkungan yang hancur di mana rumah sakit tersebut berada.

https://p.dw.com/p/4dqL8
Melarikan diri setelah diminta meninggalkan RS Shifa & sekitarnya
Para pengungsi kembali melarikan diri dari kompleks RS Al-ShifaFoto: Dawoud Abo Alkas/Anadolu Agency/picture alliance

Tentara Israel "sedang melakukan operasi tepat di area rumah sakit Al-Shifa”, demikian pernyataan dari militer Israel, Senin (18/03). "Operasi ini didasarkan pada informasi intelijen yang mengindikasikan penggunaan rumah sakit oleh kelompok teroris Hamas", kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda. Daniel Hagari.

Dia mengatakan tentara Israel telah meluncurkan "operasi presisi tinggi" di bagian komplesk medis RS. Tanpa menyodorkan bukti, ia menambahkan militan senior Hamas telah berkumpul kembali di sana dan mengarahkan serangan dari kompleks tersebut, dengan melepaskan tembakan dari dalam rumah sakit. Demikian dilansir dari kantor berita Associated Press (AP). Sementara itu saksi mata di Kota Gaza mengatakan kepada AFP bahwa mereka melihat tank mengepung lokasi rumah sakit.

Puluhan ribu warga Palestina yang mengungsi akibat perang mencari perlindungan di kompleks RS tersebut, demikian menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza. Kantor berita AP melaporkan terjadi kebakaran di gerbang RS. 

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Tentara Israel November lalu sudah pernah melancarkan operasi militer di Al-Shifa, yang memicu kecaman internasional. Israel telah berulang kali menuduh Hamas menjalankan operasi militer dari rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya, klaim yang dibantah oleh kelompok militan itu. Hamas oleh AS, Uni Eropa dan beberapa negara lain termasuk Jerman dikategorikan sebagai kelompok teror. Perang di Gaza terjadi setelah teroris Hamas melakukan serangan brutal ke Israel 7 Oktober lalu, yang menewaskan lenioh dari 1200 orang. Para teroris juga menculik lebih 200 orang yang diseret ke Jalur Gaza.

Kantor media pemerintah Hamas di Gaza mengutuk operasi militer terbarun Israel ke Al Shifa, dengan mengatakan bahwa "penyerbuan kompleks medis Al-Shifa dengan tank, drone, dan senjata, serta penembakan di dalamnya, adalah kejahatan perang".

Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas mengatakan pihaknya telah menerima telepon dari orang-orang di dekat lokasi rumah sakit yang menyatakan ada puluhan korban jiwa.

"Tidak ada yang bisa membawa mereka ke rumah sakit karena intensitas tembakan dan tembakan artileri,” kata kementerian itu. Tentara Israel telah melakukan berbagai operasi militer di dalam dan sekitar fasilitas medis di Jalur Gaza sejak dimulainya perang.

Pemboman tiada henti

Israel telah melakukan pemboman tanpa henti dan serangan darat yang menurut kementerian kesehatan di wilayah Gaza telah menewaskan sedikitnya 31.645 orang, kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. Demikian dikutip dari AFP. 

Tetapi menurut militer Israel, pasukan telah "diinstruksikan tentang pentingnya beroperasi dengan hati-hati, serta tindakan yang harus diambil untuk menghindari bahaya terhadap pasien, warga sipil, staf medis, dan peralatan medis” di Al-Shifa. Pernyataan itu juga mengatakan bahwa penutur bahasa Arab telah dikerahkan untuk "memfasilitasi dialog dengan pasien yang masih dirawat di rumah sakit".

Setelah operasi militernya pada 15 November lalu di Al-Shifa, militer Israel mengatakan mereka menemukan senjata dan peralatan militer lainnya yang disembunyikan di lokasi tersebut – klaim yang dibantah oleh Hamas.

Israel juga mengklaim telah menemukan terowongan sepanjang 55 meter di ruang bawah tanah dan membagikan rekaman yang membuktikan adanya sandera yang pernah ditahan di sana, namun hal ini juga dibantah oleh Hamas.

Menurut PBB, 155 fasilitas kesehatan di Jalur Gaza telah rusak sejak perang dimulai.

Giliran Rafah jadi incaran

Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada Senin pagi bahwa puluhan orang telah terbunuh di Jalur Gaza semalam. Akhir pekan kemarin, 12 anggota dari satu keluarga tewas ketika rumah mereka dihantam serangan di Deir al-Balah di Gaza tengah. Selama beberapa minggu, fokus perang adalah di Gaza selatan, di mana sekitar 1,5 juta orang yang melarikan diri dari wilayah yang hancur mencari perlindungan.

Sekutu Israel, termasuk Amerika Serikat, telah memperingatkan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar tidak melancarkan operasi skala penuh di Rafah, dekat perbatasan Mesir. Rafah adalah satu-satunya kota di Gaza yang belum dimasuki pasukan darat Israel.

Kanselir Jerman Olaf Scholz yang sedang berkunjung ke Israel mengatakan kepada wartawan bahwa serangan skala besar ke Rafah akan mengakibatkan "banyak korban jiwa", dan hal itu "akan membuat perdamaian di wilayah tersebut menjadi sangat sulit".

Namun Israel bersikeras bahwa tujuan perangnya adalah untuk melenyapkan Hamas, dan hal itu tidak dapat dicapai tanpa operasi di seluruh wilayah Gaza.

Pada hari Minggu (17/03), Netanyahu mengatakan bahwa warga sipil yang berdesakan di selatan Jalur Gaza akan dapat pergi sebelum pasukan masuk untuk mengejar militan Hamas. Netanyahu telah menyetujui rencana militer untuk melakukan operasi di Rafah serta "evakuasi penduduk”.

"Tujuan kami dalam melenyapkan batalyon teroris yang tersisa di Rafah sejalan dengan upaya memungkinkan penduduk sipil meninggalkan Rafah,” kata Netanyahu dalam jumpa pers akhir pekan lalu. ap/hp (afp/ap)