1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Xi Jinping Klaim Cina-Taiwan Pasti Bakal ‘Bersatu Kembali’

1 Januari 2024

"Tanah air pasti akan bersatu kembali," kata Xi Jinping dalam pidato Tahun Barunya di tengah ketegangan dengan Taiwan. Xi juga menjanjikan lebih banyak investasi di industri baru, demi mendorong pertumbuhan Cina.

https://p.dw.com/p/4akyg
Presiden Cina Xi Jinping
Presiden Cina Xi Jinping bertekad menguatkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024Foto: Yao Dawei/Xinhua News Agency/picture alliance

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan dalam pidato Tahun Barunya pada Minggu (31/12/2023) bahwa negaranya "pasti akan bersatu kembali" dengan Taiwan.

Komentar Xi tersebut kemungkinan akan semakin mengobarkan ketegangan Cina dengan Taiwan, wilayah yang dianggap oleh Beijing sebagai salah satu provinsi di Cina. Pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu akan kembali mengadakan pemilihan presiden pada tanggal 13 Januari mendatang.

Apa kata Xi Jinping tentang Taiwan?

"Tanah air pasti akan bersatu kembali," kata Xi dalam pidatonya yang disiarkan di televisi.

"Rekan-rekan senegara di kedua sisi Selat (Taiwan) harus terikat dengan tujuan yang sama untuk berbagi dalam kejayaan kebangkitan nasional," tambahnya.

Komentar Xi tersebut menjadi sinyal bahwa Beijing akan terus menekan Taiwan secara politik dan militer. Presiden Xi sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa Cina siap untuk merebut kembali Taiwan dengan paksa jika harus diperlukan.

Hal tersebut terlihat dalam beberapa bulan terakhir, saat kapal perang dan pesawat militer Cina telah dikerahkan di sekitar pulau tersebut.

Polemik hubungan dengan Cina ini juga merupakan salah satu isu utama dalam kampanye jelang pemilihan presiden (pilpres) pertengahan Januari 2024  di Taiwan.  Saat ini, Wakil Presiden William Lai masih memimpin.

Lai yang merupakan kandidat dari Partai Rakyat Demokratik yang berkuasa, dipandang Cina sebagai tokoh "separatis". Cina menuduh Lai dan Presiden Taiwan saat ini, Tsai Ing-wen, telah berusaha memprovokasi aksi serangan Cina ke pulau itu.

Sebaliknya, para pemimpin tertinggi di Taiwan berulang kali menuduh Cina melakukan campur tangan serta pemberian informasi yang salah dalam pemilihan umum di wilayah tersebut. Sementara Beijing telah menepis klaim tersebut sebagai "hal yang berlebihan".

Xi bertekad kuatkan pertumbuhan ekonomi di 2024

Dalam pidato tersebut, Xi Jinping juga bertekad meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina, dengan mengatakan bahwa pertumbuhan bisnis Cina kini "lebih tangguh dan dinamis" pada tahun 2023.

Xi juga menyampaikan hal-hal yang positif, meskipun data menunjukkan bahwa pemulihan pascapandemi telah terhenti. Rekor angka pengangguran di kalangan anak muda dan krisis utang Cina yang krusial di sektor properti juga telah menghambat pemulihan ekonomi di negara tersebut.

Namun, Presiden Xi mengatakan bahwa ekonomi Cina telah "melewati badai" pandemi dan memuji peningkatan "pembangunan berkualitas tinggi" dan industri yang semakin berkembang seperti pada kendaraan listrik, baterai litium, dan panel surya.

Xi juga mencatat bahwa memang tidak semua sektor diuntungkan, karena "beberapa perusahaan menghadapi tekanan operasi (dan) beberapa orang menghadapi kesulitan dalam pekerjaan dan kondisi kehidupan."

"Semua itu begitu memprihatinkan bagi saya," kata Xi kepada warganya. "Tujuan kami begitu ambisius, tapi juga sangat sederhana. Pada akhirnya, itu adalah cara untuk membantu orang-orang menjalani kehidupan yang lebih baik."

Produk Domestik Bruto (PDB) Cina pada tahun 2023 diperkirakan akan mencapai sekitar 5%, angka yang jauh lebih rendah daripada masa-masa kejayaannya di tahun 2010-an. Beijing memperkirakan adanya pertumbuhan serupa untuk tahun depan.

kp/pkp (AFP, AP, Reuters)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!