1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Barbie, Boneka Plastik Paling Terkenal di Dunia

Sabine Kieselbach | Ulrike Sommer
21 Juli 2023

Film Barbie yang disutradarai Greta Gerwig sudah mendapat sorotan luas sebelum masuk tayang di bioskop. Tapi apa yang ada di balik kesuksesan boneka Barbie yang sekarang sudah mendunia?

https://p.dw.com/p/4UEAZ
Dari trailer film "Barbie"
Dari trailer film "Barbie"Foto: Warner Bros/Zumapress/picture alliance

Trailer pertama dari film "Barbie" yang disutradarai oleh Greta Gerwig memparodikan adegan pembuka "Dawn of Man" yang ikonik dari film sutradara Stanley Kubrick, "2001: A Space Odyssey" (1968). Diperankan oleh Margot Robbie, tampak Barbie berdiri di lanskap gurun: sebagai: ikon, seorang mahadewi, seorang perempuan super.

Dalam versi parodi trailernya Gerwig, anak perempuan yang sedang duduk dan bermain dengan boneka bayi kuno, kemudian membuang mainan mereka setelah Barbie muncul dengan mengenakan sepatu hak tinggi dan pakaian renang sexy, lalu mengedipkan mata ke arah penonton dari atas kacamata hitamnya.

Penemu boneka plastik legendaris ini adalah Ruth Handler (1916-2002), yang dijuluki "Ibu Barbie". Dia ketika itu merasa bosan dengan produksi boneka perempuan yang dirancang untuk putrinya, yang hanya menekankan peran perempuan sebagai ibu rumah tangga. Dia lalu menggagas figur boneka sebagai perempuan muda yang percaya diri, menarik, dan berkarir.

Ruth Handler dan figur boneka ciptaannya
Ruth Handler dan figur boneka ciptaannyaFoto: Andrew Harnik/AP Photo/picture alliance

Dari garasi menjadi perusahaan industri

Ruth Handler berasal dari keluarga emigran Polandia-Yahudi. Bersama suaminya, Elliot, dan rekan bisnisnya Harold Matson, dia mendirikan perusahaan Mattel di sebuah garasi pada tahun 1945. Ketiganya memproduksi bingkai foto dan furnitur rumah boneka. Karena furnitur boneka laris manis, mereka lalu berspesialisasi dalam produksi berbagai mainan. Berawal di sebuah garasi, Mattel sekarang menjadi salah satu perusahaan mainan terkemuka di dunia.

Barbie digagas sebagai seorang wanita karir. Bukan hanya sebagai sekretaris, tetapi dokter, pilot, astronot, dan bahkan presiden Amerika Serikat — sesuatu yang dalam kenyataan belum pernah terwujud. Semua figur Barbie, tentu saja, mengenakan pakaian yang sesuai dan serasi.

Susan Shapiro, seorang penggemar berat Barbie, menggambarkan pesan tersebut seperti ini: "Anda tidak harus menjadi seorang ibu yang merawat bayi-bayi kecil. Anda tidak harus menikah. Anda tidak harus memiliki ayah atau suami yang mendukung Anda. Anda dapat menghidupi diri sendiri. Anda dapat melakukan apa pun yang Anda inginkan. Anda dapat memiliki salah satu dari ratusan karier."

Barbie memiliki rumah dan mobil sendiri, di mana pendamping setianya, Ken, diizinkan duduk di kursi penumpang sejak 1961. Namun, Ken tidak pernah bisa mengimbangi pesonanya, dan Ryan Gosling yang memerankan Ken dalam film Barbie berkomentar: "Sepertinya apa pun yang saya lakukan, saya selalu nomor dua... saya hanya Ken."

Barbie dan pendamping setianya, Ken, diperankan oleh Ryan Gosling
Barbie dan pendamping setianya, Ken, diperankan oleh Ryan GoslingFoto: Warner Bros/Entertainment Pictures/ZUMAPRESS/picture alliance

Pendorong feminisme dan diversitas, atau sekedar boneka penghasil uang?

Figur seorang perempuan yang berkarir dan mandiri secara finansial adalah sebuah provokasi bagi masyarakat di tahun 1950-an dan awal 1960-an yang masih konservatif. Tapi di kalangan feminis, Barbie juga punya reputasi buruk. Bagi penulis dan feminis AS Jill Filipovic, Barbie menyampaikan "citra wanita ideal yang benar-benar tidak sehat, yaitu pentingnya menjadi menarik, wanita yang baik, wanita yang keren."

"Muda, kulit putih, tanpa disabilitas, siap beraksi dan tampil di dunia kapitalis," demikian penilaian ilmuwan budaya Elisabeth Lechner. Perusahaan Mattel telah bereaksi terhadap berbagai kritik dan mulai memperluas produknya menjadi lebih beragam.

Dalam film dokumenternya "Black Barbie", sutradara Lagueria Davis menelusuri kisah penciptaan boneka Barbie yang berkulit hitamnya. "Narasi Mattel adalah satu hal, di mana mereka sangat progresif dengan memperkenalkan seorang teman kulit hitam untuk Barbie… Meskipun terasa progresif bagi mereka, rasanya kurang progresif bagi kami karena selama 21 tahun tidak ada boneka fesyen kulit hitam yang layak dengan nama merek Barbie," kata Lagueria Davis kepada DW.

Namun, bagi banyak perempuan dari generasi masa itu, munculnya Barbie Hitam adalah semacam kemenangan - bukti bahwa perempuan klulit hitam cantik, bahwa mereka bisa menjadi glamor, dan bisa sukses.

Selama lebih dari enam dekade sejarah Barbie, Mattel selalu dengan cerdik menyesuaikan pemasarannya dengan semangat zaman. Mattel sekarang meluncurkan Barbie yang terbuat dari plastik daur ulang. Tapi ada sesuatu yang permanen pada Barbie. Tidak peduli apa warna kulitnya, Barbie tampak tidak bertambah usia, dan tetap kelihatan muda selamanya.

(hp/as)