1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dana Bantuan bagi Perikanan Jepang, Imbas Air Fukushima

5 September 2023

Pelepasan air limbah dari PLTN Fukushima berimbas pada pelarangan impor makanan laut Jepang ke Cina. Jepang tengah berusaha meningkatkan ekspor ke negara seperti Taiwan, AS, dan Eropa.

https://p.dw.com/p/4VxRL
Nelayan di pelabuhan Fukushima, Jepang
Nelayan di Fukushima khawatir jika pelepasan air limbah ke laut dapat merusak mata pencaharian merekaFoto: Zhang Xiaoyu/Xinhua/picture alliance

Pemerintah Jepang telah mengumumkan penyediaan dana bantuan baru senilai 20,7 miliar yen (sekitar Rp2,1 triliun), untuk membantu industri perikanan lokal imbas larangan Cina terhadap semua ekspor makanan laut dari Jepang.

Beijing memberlakukan tindakan menyeluruh, setelah Jepang membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang hancur, ke Samudra Pasifik pada tanggal 24 Agustus lalu.

Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan bahwa dana bantuan tersebut merupakan tambahan dari 80 miliar yen (sekitar Rp8,3 triliun) yang telah disisihkan untuk membantu bisnis makanan laut Jepang agar mampu bertahan dan memerangi kerusakan reputasi produk-produk Jepang.

"Kami akan melindungi industri perikanan Jepang dengan cara apa pun," kata Kishida.

Dana tambahan ini rencananya akan digunakan untuk mencari pasar baru bagi makanan laut Jepang selain Cina dan juga untuk mendanai pembelian makanan laut oleh pemerintah. Para pejabat Jepang juga mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengembangkan tujuan ekspor baru ke Taiwan, Amerika Serikat (AS), Eropa, Timur Tengah, dan beberapa negara Asia Tenggara.

Apa dampak larangan impor bagi sektor perikanan Jepang?

Sebelum adanya pelepasan air limbah Fukushima, Cina merupakan negara tujuan ekspor terbesar Jepang untuk produk ikannya, dan menyumbang sekitar 22,5% dari total ekspor.

Hong Kong, pasar terbesar kedua dengan 20%, juga telah memblokir impor makanan laut dari Fukushima dan sembilan prefektur lainnya.

Larangan tersebut merupakan pukulan besar bagi industri makanan laut Jepang dan memengaruhi harga dan penjualan produk yang jauh dari Fukushima, seperti pulau Hokkaido di bagian utara Jepang.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Pasar Ikan Tokyo
PM Kishida ingin masyarakat Jepang mengonsumsi lebih banyak makanan laut untuk membantu industri lokal yang terpukul oleh larangan CinaFoto: Kyodo/AP Photo/picture alliance

Jepang menyatakan ikan aman untuk dimakan

Gempa bumi besar dan tsunami pada tahun 2011 menyebabkan inti reaktor di PLTN Fukushima meleleh. Sejak saat itu, reaktor yang dimatikan harus didinginkan dengan air yang kemudian disimpan di dalam tangki.

Keputusan untuk mulai melepaskan air limbah Fukushima ke laut, merupakan sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu puluhan tahun untuk menyelesaikannya, tetapi mendapat protes keras baik dari dalam atau pun luar negeri.

Pemerintah Jepang telah berusaha untuk meyakinkan masyarakat bahwa makanan laut dari Fukushima aman untuk dikonsumsi. Pekan lalu, PM Kishida dan utusan AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, mengunjungi daerah tersebut untuk menyantap ikan hasil tangkapan di Fukushima di depan kamera dan disiarkan TV.

Para pejabat Jepang juga mengatakan bahwa semua sampel air laut dan ikan yang diambil sejak pelepasan air limbah Fukushima yang telah diolah itu, berada jauh di bawah batas keamanan yang ditetapkan untuk bahaya radioaktif.

kp/rs (AP, AFP)