1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiJerman

Mobil Listrik Cina Dominasi Pameran Mobil Jerman IAA

Henrik Böhme
5 September 2023

Pameran Mobil Internasional Jerman digelar di kota München mulai hari Selasa (5/9). Terutama produsen mobil Cina ingin membuat gebrakan di pasar kendaraan listrik Eropa.

https://p.dw.com/p/4Vxf5
Pameran Mobil Jerman IAA di München
Pameran Mobil Jerman IAA di MünchenFoto: Uwe Lein/dpa/picture alliance

Gagasan bahwa IAA adalah pameran yang hanya berfokus pada otomotif sudah tidak akurat lagi. Pada puncak pandemi COVID-19 dua tahun lalu, penyelenggarapameran mobil Jerman – Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA – merombak total konsep pameran mobil ini menjadi "platform mobilitas global ", dengan lokasi baru, yaitu di kota München.

Pameran Mobil Internasional Jerman IAA dimulai di kota Berlin pada tahun 1897, dan bertahan di sana selama 50 tahun, sebelum kemudian dipindahkan ke pusat keuangan Jerman di Frankfurt am Main. Sekarang, IAA digelar di München untuk tahun kedua berturut-turut, dengan fokus pada "mobilitas perkotaan” dan "ekosistem mobilitas”. Itu berarti, cakupannya sudah jauh lebih luas daripada hanya sekedar pameran mobil.

IAA kini menjadi ajang promosi besar-besaran bagi banyak produsen asing, terutama produsen mobil Cina yang berambisi menembus pasar mobil Jerman dan Eropa, dengan menyodorkan produk unggulan mobil listrik, motor listrik maupun sepeda listrik.

Tiga besar industri otomotif Jerman – Volkswagen (VW), BMW dan Mercedes-Benz – tentu saja ingin tampil dan bersaing di pasar dalam negeri. Selain mereka, masih ada produsen mobil Eropa lain seperti Opel, Renault dari Perancis.

Tetapi yang menjadi sorotan utama di IAA kali ini adalah sejumlah pendatang baru yang eksotis di pasar kendaraan listrik, seperti Lucid dari Amerika Serikat dan pembuat mobil sport listrik Kroasia, Rimac. Perusahaan mobil Vietnam, Vinfast EV, yang tadinya mendaftarkan diri ternyata menarik partisipasinya, tanpa memberikan alasannya.

IAA di München
Produsen mobil terbesar Jerman, Volkswagen (VW), menghadapi persaingan ketatFoto: Matthias Schrader/AP Photo/picture alliance

Ambisi Cina di Eropa

Perusahaan mobil Cina berusaha menciptakan gebrakan di pasar mobil listrik Eropa. Salah satunya adalah BYD (Build Your Dreams)— pabrikan Tiongkok yang berbasis di pusat industri Shenzhen.

Di Cina, BYD adalah salah satu perusahaan mobil terbesar, terutama dengan kendaraan listriknya yang sangat sukses, sehingga BYD tahun lalu menggantikan VW sebagai pemimpin pasar mobil di Cina dengan angka penjualan tertinggi. BYD kini membangun impiannya untuk menaklukkan pasar Eropa dan akan memboyong enam model mobil listriknya ke IAA.

BYD dulunya adalah produsen baterai ponsel pintar, namun kini mereka menerapkan know how yang dikumpulkan pada masa-masa awal berdirinya untuk memproduksi baterai canggih untuk kendaraan listrik.

Mobil listrik buatan Cina memang masih sedikit jumlahnya di jalanan Jerman - BYD telah menjual 1.448 mobil sejauh ini, sementara VW telah menjual 207.000 kendaraan listrik di Jerman. Namun, para pengamat yakin BYD dan pabrikan mobil listrik lainnya asal Cina akan mampu memenangkan pelanggan di Eropa dengan harga mobil mereka yang jauh lebih murah.

IAA di München
Tidak hanya mobil yang tampil di IAA, tetapi semua moda transportasi, seperti motor dan sepeda listrikFoto: Henrik Böhme/DW

Persaingan sengit

Pada tahun 1980an dan 1990an, produsen mobil dari Jepang dan Korea Selatan pada awalnya tidak terlalu dianggap oleh para produsen mobil Eropa. Namun mereka ternyata bisa terus meningkatkan pangsa pasarnya dengan menawarkan mobil yang lebih murah dengan kualitas yang lebih baik.

Sementara ini, Tesla milik Elon Musk masih dianggap penguasa pasar mobil listrik Eropa di kelas premium. Biasanya Tesla menolak ikut pameran mobil dan ingin menggelar acara promosinya snediri. Tapi kali ini, Tesla juga hadir di IAA. Ini menandai bahwa persaingain di pasar mobil listrik akan makin sengit.

Pakar otomotif memperkirakan, masa depan pasar mobil di Eropa akan penuh tantangan. "Cina sedang dalam perjalanan untuk menjadi negara adidaya otomotif,” kata perusahaan konsultan AlixPartners dalam sebuah catatan kepada investor baru-baru ini, dan menambahkan bahwa era laba tinggi bagi pabrikan mobil Jerman "akan segera berakhir.”

(hp/yf)