1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanEropa

WHO: Hampir 36 Juta Orang di Eropa Menderita Long COVID

28 Juni 2023

Menurut WHO, COVID-19 di kawasan Eropa masih menjadi penyebab lebih dari 1.000 kasus kematian per minggu. Namun, angka itu bisa jadi lebih rendah, karena banyak negara yang tidak lagi menyimpan data yang akurat.

https://p.dw.com/p/4T8qc
Perempuan lansia di rumah sakit
Direktur WHO wilayah Eropa mengatakan jika tidak ada pengobatan untuk long Covid, 'kita tidak akan pernah benar-benar pulih dari pandemi'Foto: PantherMedia/picture alliance

Satu dari 30 orang Eropa mungkin telah mengalami COVID-19 berkepanjangan atau yang lebih dikenal dengan istilah "Long COVID", dalam tiga tahun pertama pandemi, ungkap Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, di Eropa pada hari Selasa (27/06). WHO juga memperingatkan bahwa virus corona masih belum sepenuhnya menghilang.

Sejak tahun 2020, hampir 36 juta orang di kawasan Eropa diyakini telah mengalami masalah kesehatan jangka panjang, setelah terinfeksi COVID-19, kata badan kesehatan dunia tersebut.

Direktur WHO wilayah Eropa, Hans Kluge, menekankan bahwa "Long COVID merupakan kondisi kompleks yang masih sangat sedikit kita ketahui," tuturnya dalam konferensi pers di Kopenhagen pada hari Selasa (27/06).

Kluge menggambarkan kondisi ini sebagai "sebuah titik buta dalam pengetahuan kita." Untuk memahami COVID-19 secara lebih akurat, masih banyak yang harus dilakukan, tambahnya.

Vaksin Tidak Cegah "Long Covid"

Lebih dari 1.000 kasus kematian akibat COVID-19 per minggu

Kluge juga mencatat bahwa tanpa melakukan diagnosa dan pengobatan yang komprehensif, masyarakat tidak akan pernah benar-benar pulih dari pandemi ini.

Menurut WHO, COVID-19 di kawasan Eropa masih menjadi penyebab lebih dari 1.000 kasus kematian per minggu. Jumlah sebenarnya diyakini akan jauh lebih tinggi, dikarenakan banyak negara tidak lagi menyimpan data angka kematian yang akurat saat ini.

Bulan lalu, WHO bahkan menyatakan bahwa COVID-19 tidak lagi menjadi situasi darurat kesehatan global. Namun, melihat lonjakan kasus COVID-19 di Asia Tenggara dan Timur Tengah, WHO menyatakan bahwa hal itu bukan berarti pandemi telah berakhir.

"Meskipun ini mungkin bukan lagi situasi darurat kesehatan masyarakat global, COVID-19 masih belum hilang," kata Kluge kepada para wartawan.

Jarum Suntik dan Vaksin Biontech, Post Vac, di Jerman
Orang dengan kondisi medis tertentu dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasiFoto: Christof Stache/AFP

Seruan untuk tetap melanjutkan vaksinasi

WHO juga menyerukan agar lebih banyak penelitian di lapangan, yang disebutnya sebagai kondisi yang belum diketahui.

"Long COVID" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perkembangan gejala baru dari kondisi berbulan-bulan setelah infeksi awal COVID-19, dengan gejala-gejala baru ini berlangsung setidaknya selama delapan minggu berkepanjangan.

Kondisi ini juga dapat menyerang siapa saja yang terpapar virus corona, tanpa memandang usia atau bahkan seberapa parah tingkat gejala awal penyintas COVID-19.

Kluge pun mendesak para pejabat kesehatan untuk memastikan cakupan vaksinasi setidaknya 70% bagi kelompok-kelompok rentan terpapar COVID-19.

WHO di kawasan Eropa mencakup setidaknya 53 negara, mulai dari Eropa Barat hingga Asia Tengah.

kp/ha (AP, dpa)