1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Xi Jinping: Konflik AS-Cina Tentukan "Takdir Umat Manusia"

10 Oktober 2023

Presiden Xi Jinping mengatakan, umat manusia berkepentingan atas membaiknya hubungan antara Cina dan Amerika Serikat. Hal tersebut diungkapkannya ketika menerima kunjungan delegasi senator AS di Beijing.

https://p.dw.com/p/4XIrA
Xi Jinping dan delegasi Senat AS di Beijing
Presiden Cina, Xi Jinping (ki.), menerima kunjungan delegasi Senat AS di Beijing, Senin (9/10)Foto: Andy Wong/AP Photo/picture alliance

Kunjungan delegasi AS beranggotakan enam orang senator dipimpin oleh Ketua Fraksi Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer.  Lawatan tersebut merupakan kunjungan pejabat tinggi AS terakhir dalam upaya Washington meredakan ketegangan dengan Beijing.

"Bagaimana Cina dan Amerika Serikat berhubungan satu sama lain di hadapan perubahan besar dan kekacauan di dunia akan menentukan masa depan dan takdir umat manusia," kata Xi Jinping usai menerima kunjungan Schumer di Balai Agung Rakyat, Senin (9/10).

"Saya sudah katakan berulang kali, termasuk kepada sejumlah presiden, bahwa kami memiliki 1.000 alasan untuk memperbaiki hubungan AS dan Cina, tapi tidak satu pun alasan untuk merusaknya," tuturnya, sembari menambahkan betapa relasi kedua negara "merupakan hubungan bilateral paling penting di dunia."

Kepada Xi, Schumer mengatakan "negara kita, bersama-sama, akan membentuk abad ini," ujarnya. "Sebab itu kita harus mengelola hubungan kedua negara secara bertanggung jawab dan penuh rasa hormat."

Latgab Militer ASEAN Pertama

Sebelumnya, pejabat tinggi urusan luar negeri Cina, Wang Yi, menyuarakan harapan bahwa AS dan Cina bisa mengelola perbedaan "dengan cara yang lebih rasional."

"Krisis di Ukraina belum mereda dan perang kembali meletus di Timur Tengah," kata Wang. "Tantangan ini harus ditanggulangi masyarakat internasional, dan Cina bersama AS harus memainkan peranan penting," imbuhnya.

Schumer sebaliknya berterima kasih kepada pemerintah Cina setelah mau mendengarkan "kekhawatiran besar" AS, yakni antara lain "kesetaraan hak bagi pengusaha dan pekerja Amerika," yang dianggapnya sebagai "sasaran nomer satu," dalam kunjungan tersebut.

Mencairnya konflik kedua adidaya?

Schumer termasuk yang paling gencar mendukung UU Chip dan Sains yang diloloskan tahun lalu. Regulasi tersebut diniatkan untuk meningkatkan daya saing perusahaan AS dengan kucuran dana stimulus dan pembebasan pajak. Saat ini, Fraksi Demokrat AS sedang menyiapkan legislasi baru untuk mengurangi peralihan teknologi dan perpindahan modal dari AS ke Cina.

"Cina harus menjamin kesetaraan bagi perusahaan dan pekerja AS. Banyak warga AS, sebagian besar, termasuk delegasi kami, tidak percaya adanya keadilan itu saat ini," tutur Schumer kepada Wang.

Masalah Lingkungan: Penambangan Lithium bagi Mobilitas Elektrik

Delegasi AS antara lain melibatkan senator dari Partai Republik, Mike Crapo, dan dijadwalkan berkunjung ke dua negara lain. Pendapat Schumer menggaungkan keluhan Menteri Perdagangan AS, Gina Marie Raimondo, Agustus silam. Saat itu, dia mengatakan bahwa Cina telah menjadi negara "rawan investasi," menyusul maraknya pemberian denda dan penggerebekan terhadap unit korporasi asing.

"Kami menyambut kompetisi," antara kedua negara, "tapi kami tidak mengincar konflik," kata Schumer lagi.

Kunjungan delegasi Senat AS merupakan lawatan pejabat tinggi teranyar AS ke Cina tahun ini. Menlu Antony Blinken, Menteri Keuangan Janet Yellen dan Mendag Gina Raimondo, sudah sempat berkunjung ke Beijing, termasuk juga utusan iklim AS, John Kerry.

Jumat (6/10), Presiden Joe Biden mengatakan kemungkinan akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dalam KTT APEC di San Fransisco, November mendatang. Wang juga dijadwalkan berkunjung ke Washington jelang konferensi tersebut.

rzn/as (afp,rtr)